Berbagi Kebahagiaan di Bulan Muharram

Artikel Mahasiswa    23 Jun 2025    4 menit baca
Berbagi Kebahagiaan di Bulan Muharram

Perayaan tahun baru Masehi sudah biasa dirayakan oleh kebanyakan manusia. Maka tidak perlu diherankan apabila terdengar suara riuh ledakan kembang api di malam ke tigapuluh atau tigapuluh satu pada bulan Desember, rumah-rumah yang tetap menyala bahkan sampai dini hari, sorakan kebahagiaan yang dilengkapi dengan  momen bakar-bakar jagung, atau mungkin daging dan segala bentuk perayaan manusia lainnya dalam menyambut tahun baru masehi. Wal na’udzubillah.

Adapun, dalam menyambut tahun baru hijriyah atau Muharram kaum muslimin tentunya mencukupkan dirinya dengan ajaran Nabi dan para sahabat. Dengan memperbanyak amalan ketaatan. Terlebih bulan Muharram termasuk salah satu bulan suci karena kemuliannya, pada bulan ini larangan perbuatan haram lebih ditekankan dibandingkan dengan bulan lainnya.

Seperti yang dilakukan oleh para mahasantri asrama Akademi Guru Al Fatih, Hambalang. Para mahasantri melakukan berbagai kegiatan positif untuk memanfaatkan waktu libur mereka.

Pada hari Jumat tanggal 29 Juli 2022 kemarin, para mahasantri ikhwan dan akhwat asrama Akademi Guru Al Fatih berkumpul di masjid untuk menyimak kajian berseri hijrah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang disampaikan langsung oleh Ustadz Abdul Hafidz hafidzahullahuta’ala.

“Peristiwa hijrah ini bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan pada masa itu. Dibutuhkan pengorbanan yang begitu luar biasa untuk melakukan hijrah dari Makkah menuju Madinah. Bisa dikatakan sebagai hal yang cukup berat karena mereka harus meninggalkan para keluarga dan harta-hartanya. Definisi hijrah sendiri yakni meninggalkan sesuatu yang kurang baik menuju sesuatu yang lebih baik. Bahkan hijrah bisa bermakna sangat luas di masa kini. Yang sebelumnya menjomblo kemudian menikah, yang sebelumnya mempunyai hafalan 1 juz kemudian jadi 30 juz dan perubahan-perubahan lainnya. Setiap perjalanan menuju perbaikan dapat dikatakan sebagai bentuk hijrah.” Ujar beliau dalam kajiannya.

Tidak hanya fokus pada penyampaian materi, beliau biasa memberikan hikmah menjelang akhir kajiannya. Dari hikmah yang beliau jelaskan ini, para mahasantri bisa lebih mudah dalam menyimpulkan ilmu yang telah didapat, tentunya dengan pemahaman yang benar dan penjelasan yang baik. Salah satu hikmah yang beliau sebutkan yakni,

“Sebagai seorang muslim, hendaknya kita senantiasa hidup dengan berjama’ah, jangan mau masuk surga sendiri, ajaklah teman-temanmu. Karena beramal sholih itu membutuhkan teman sejati yang selalu mengingatkan kita agar selalu berada pada kebaikan, seperti misalnya seorang ikhwan yang membutuhkan akhwat untuk menjadi pendampingnya seumur hidup.”

Kegiatan untuk mengisi bulan Muharram dilanjutkan pada keesokan harinya yakni hari Sabtu tanggal 30 Juli 2022. Para mahasantri asrama Akademi Guru Al Fatih baik ikhwan atau pun akhwat memulai hari dengan melakukan kegiatan penyegaran jasmani maupun ruhani.

Para mahasantri berjalan pagi di sekitar Hambalang, tentunya dengan dua lokasi yang berbeda antara ikhwan dan akhwat. Selain untuk meregangkan otot-otot yang kaku setelah hampir sepekan penuh dihabiskan untuk duduk di halaqoh qur’an, kegiatan ini juga dapat memberikan pembelajaran kepada para mahasantri untuk mentadabburi ayat-ayat kauniyah-Nya dengan cara melihat pemandangan yang telah Allah Ta’ala ciptakan. Terlebih di wilayah Hambalang sendiri yang merupakan wilayah pegunungan.

Tidak cukup dengan kegiatan berjalan pagi, para mahasantri melanjutkan agenda berikutnya. Tepat setelah sarapan, mahasantri ikhwan sudah mulai melakukan persiapan untuk memasak nasi kebuli. Nasi kebuli sendiri sebenarnya sudah biasa dihidangkan terlebih ketika momen-momen libur asrama. Tetapi, pada momen masak kali ini terdapat dua varian, yakni nasi kebuli dengan menggunakan ayam dan nasi kebuli dengan daging domba.

Kegiatan memasak nasi kebuli dipandu langsung oleh Ustadz Abdul Hafidz yang memang pernah tinggal lama di tanah Arab. Maka kemampuan dalam memasak nasi kebuli sudah tidak bisa diragukan lagi.

Dengan berbekal beras basmati asli India sebanyak 5 kilogram, beberapa bumbu rahasia dan bahan pelengkap lainnya, para mahasantri ikhwan ditemani oleh asaatidz mulai mengambil perannya masing-masing. Ada yang memotong bawang bombay sampai air matanya mengalir deras, ada yang menyiapkan acar dan sambal untuk bahan pelengkap, dan ada yang terjun langsung membantu Ustadz Abdul Hafidz untuk menangani 2 kuali sekaligus.

Berbeda dengan mahasantri ikhwan yang sibuk mengurus menu makanan utama, tim mahasantri akhwat bertugas untuk membuatkan minuman. Minuman yang dipilih sebagai pelengkap agenda makan bersama yakni es lemon, karena cara membuatnya yang mudah dan tidak memerlukan banyak waktu dan biaya.

Agenda makan bersama yang melibatkan antara mahasantri asrama Akademi Guru Al Fatih dengan para musyrif/musyrifah dan keluarga asaatidz dilakukan setelah menunaikan sholat dzuhur berjama’ah di masjid.

Mahasantri ikhwan membuat barisan rapi di selasar masjid sebelah kanan bergabung bersama para musyrif dan beberapa ustadz. Adapun akhwat membuat lingkaran di selasar masjid sebelah kiri, duduk bersebrangan dengan para musyrifah dan para ustadzah. Makan dengan membentuk lingkaran dilengkapi dengan nampan berisi nasi kebuli yang diletakan di tengah-tengah, sudah menjadi salah satu ciri khas yang sering diterapkan.

Ketika posisi makan ikhwan dan akhwat sudah siap dan rapi, maka agenda makan bersama tersebut dimulai. Diselingi dengan obrolan-obrolam ringan dan candaan kecil antar mahasantri dengan musyrif/musyrifah dan asaatidz menjadi suatu momen kebersamaan yang menyenangkan dan dapat mempererat ukhuwah antar sesama.

Menu makanan seperti ini tentu sangat cukup untuk dinikmati oleh banyak orang, karena tidak hanya para mahasantri yang dapat merasakan masakan tersebut, tetapi para karyawan seperti ibu dapur dan satpam juga ikut merasakan keberkahan pada kegiatan masakan kali ini. Alhamdulillah ‘ala kulli haal. Tidak hanya mendapatkan kebersamaan, tetapi bisa merasakan indahnya berbagi kepada saudara yang lain.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

lanjut baca