Apa yang disampaikan oleh Baginda Rasulullah ﷺ sangatlah indah dan mempesona. Setiap untaian katanya memiliki kandungan makna yang sangat luas serta mendalam. Meski penyampainya telah wafat, namun kalimat itu tetap hidup abadi membersamai umat setiap saat.
Kalimat-kalimat itu terasa sederhana, adalah karena kelemahan pendengar atau pembaca dalam memahaminya, bukan karena sederhananya kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Nabi, karena Baginda Nabi Muhammad ﷺ tidak akan meninggalkan sesuatu yang sepele untuk umatnya. Mari kita renungkan kembali Hadits ini:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah[1] Rasul-Nya.”
(HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm)
Kalimat-kalimat Nabi pastilah membangunkan ketika kita pulas tertidur, mengingatkan ketika kita lalai, menjelaskan ketika kita bingung, membahagiakan ketika kita sedih, serta menasehati ketika kita terlena.
Dalam tulisan ini, mari kita baca sebuah pesan Nabi tentang Cinta, Kasih, dan Sayang. Rasulullah ﷺ bersabda:
عن النعمان بن بشير رضي الله عنه مرفوعاً: «مَثَلُ المُؤْمِنِينَ في تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الجَسَدِ إذا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى له سَائِرُ الجَسَدِ بالسَّهَرِ والحُمَّى»
Dari An-Nu'mān bin Basyīr -raḍiyallāhu 'anhumā- secara marfū', "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hubungan Cinta, Kasih, dan Sayang di antara mereka seperti satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh merasa sakit, maka sekujur tubuh akan mengalami sulit tidur dan demam."
(Muttafaq ‘alaih)
Perumpamaan adalah salah satu metode yang sering digunakan oleh nabi Muhammad ﷺ dalam menyampaikan sesuatu. Semakin kita dalami metode beliau ini, maka akan kita dapati ketepatan dan kejelian beliau dalam memilih kata serta membuat sebuah gambaran.
Satu tubuh, apabila jari kaki atau tangannya terluka, maka mulutnya akan meringis; kedua matanya akan meneteskan air mata; otot-otot di tubuhnya akan menegang. Semuanya menunjukkan rasa sakit yang dialami oleh jari-jemarinya.
Ketika kulit kepala terasa gatal, secara otomatis jari tangan akan berusaha untuk menggaruknya. Ketika gigi atau gusi sakit, tangan pun akan berusaha untuk memegang pipi, tempat di mana gigi atau gusi itu dekat dengannya.
Orang-orang yang beriman, antara yang satu dengan yang lain ibarat satu tubuh. Mereka saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi. Apabila satu terluka, maka yang lain pun merasa tersakiti. Orang yang beriman akan melakukan apa saja yang ia mampu untuk meredakan sakit atau mengusir luka yang dialami oleh saudara seimannya.
Lihatlah peristiwa yang terjadi pada kaum Muslimin saat-saat ini. Tidak kurang dari 15.000 jiwa telah gugur di Palestina, akibat dari serangan Israel yang membabi buta. Apa yang kita rasakan? Dan apa yang kita lakukan? Tanyakan pada diri Anda sendiri!
Mungkin ada yang hanya diam. Mungkin ada yang hanya mengutuk perbuatan laknat tersebut melalui kata-kata. Mungkin ada yang mencoba untuk mengulurkan tangan semampunya. Atau mungkin ada di antara kita yang merasa biasa saja, bahkan menganggap itu sudah menjadi sesuatu yang lumrah. Yang manakah kita? Tanyakan pada diri Anda sendiri!
Wahai Orang-orang yang beriman, lihatlah Sapi! Ya, Sapi! Lihatlah ketika ada seekor nyamuk yang menggigit punggungnya. Apa yang Sapi itu lakukan? Anda akan melihat Sapi itu mengibaskan ekornya untuk mengusir nyamuk yang menggigit punggungnya, bukan hanya teriak sekeras-kerasnya. Anda tahu kenapa Sapi itu mengibaskan ekornya? Ya, karena Sapi itu sadar bahwa punggung yang digigit adalah punggungnya, dan ia masih bisa merasa.
Anda yang hanya diam saja ketika saudara seiman tersakiti dan tidak melakukan apa-apa, maka Anda lebih dungu dari seekor Sapi. Mungkin Anda tidak merasa kalau yang tersakiti adalah orang yang beriman, sehingga Anda tidak menganggapnya sebagai bagian dari tubuh Anda, atau bisa jadi iman Anda yang bermasalah. Dan Anda yang tidak berbuat apa-apa ketika orang beriman tersakiti, sesungguhnya Anda telah Mati Rasa.
Anda yang memiliki suara namun hanya diam, Anda yang memiliki harta namun hanya berpangku tangan, Anda yang memiliki kekuatan, senjata, dan tentara namun tidak menghalangi kezaliman; sungguh Sapi itu lebih Manusiawi dari Anda!
[1] Menurut ulama hadits, sunnah adalah ucapan, perbuatan, persetujuan, hingga sifat fisik, dan akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam