Ditulis oleh Ustadz Djalal Abu Fahd, Lc.
Sudah masuk sepertiga kedua bulan Ramadhan, siap-siap konsentrasi kaum muslimin sudah mulai terpecah. Bagaimana tidak ? tunas-tunas konsisten yang baru tumbuh terganggu dengan hadirnya seabrek iklan pernak-pernik lebaran.
Emang sih, salah satu godaan paling berat yang dijumpai kaum muslimin saat Ramadhan selain menahan makan dan minum dan hal-hal lain yang merusak kualitas puasa adalah adalah godaan gebyar promo dan diskon belanja yang ditawarkan e-commerce.
Bulan Ramadhan memang menghadirkan banyak keberkahan. Keberkahan yang bisa dirasakan semua orang di bulan Ramadhan. Banyak diskon pahala yang diobral untuk mereka yang benar-benar menghidupkan Ramadhan, mengisinya dengan ketaatan dan amal kebaikan. Di sisi lain Ramadhan juga membawa berbagai kemeriahan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Belanja jadi salah satu tradisi untuk mempersiapkan momen Ramadhan hingga Lebaran. Nggak heran jika Ramadhan menjadi bulan belanja online tertinggi dalam budaya masyarakat Indonesia. Berbagai kemeriahan dan tingginya antusiasme masyarakat bisa dilihat sejak menyambut datangnya bulan Ramadhan yang berlangsung hingga Hari Raya Lebaran tiba. Momen ini tentu penting bagi para pemain e-commerce yang memperlihatkan persaingan sengit. Berbagai e-commerce menghadirkan Program Ramadhan yang berisi ragam inovasi, fitur menarik hingga promo terbaik. Di sisi lain ini godaan yang bisa saja merusak kualitas puasa.
Memasuki bulan Ramadhan banjir promo dan diskon dari berbagai e-commerce sudah menanti di depan mata. Bahkan, barang yang selama ini dinantikan pun sudah mejeng di platform e-commerce dengan harga diskon. Harga yang bikin mata melek merem pengen cepet-cepet nebus barang incarannya sebelum keburu abis di ambil orang lain. Diskon yang kadang gak masuk akal, menyihir mata untuk kalap dalam membelanjakan harta.
Daya beli masyarakat di pertengahan bulan Ramadhan sangatlah tinggi, antusiasme untuk mempersiapkan pernak-pernik lebaran dari baju baru hingga aneka ragam kue hari raya. Trafik jasa kirim barang pun tak kalah sibuk. Saking sibuknya sehari bisa bolak-balik hingga puluhan kali untuk mengirimkan barang pesanan. Fenomena yang selalu berulang yang dianggap biasa-biasa saja. Padahal Ramadhan seharusnya mengontrol pengeluaran lebih rapi dan tidak boros, bukan ajang untuk beli ini dan itu di luar dari perencanaan. Ujung-ujungya gali lobang tutup lobang. Bahkan, ada yang sampai ngutang agar tak ketinggalan ikutan flash sale. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
DISKON ALLAH LEBIH BANYAK, GRATIS LAGI !
Ramadhan berulang kali datang. Namun sayang sangat minim perubahan. Ramadhan datang hanya berbentuk euforia. Masjid penuh sesak, hanya di awal-awal. Menuju akhirnya, jamaah bisa dihitung jari jumlahnya.
Berburu diskon belanja, jauh lebih menarik daripada berburu diskon pahala. Masjid yang megah nan besar, terlihat kecil karena semakin hari menyusut angka yang beribadah. Semakin sepinya masjid dari bacaan tadarusan karena semangatnya hanya di awal-awal Ramadhan. Tangan yang semakin berat untuk mengeluarkan sedekahnya dengan alasan untuk uang hari raya. Bagaimana mungkin kita menginginkan kemenangan Ramadhan sementara taat kita hanya didasarkan pada waktu tertentu saja? Bagaimana kita bisa merengkuh dan mengangkat piala taqwa setinggi-tingginya, jika ketaatan hanya sekedar basa-basi.
Kita tahu dan kita sadar ada seabrek promo diskon pahala yang Allah janjikan di bulan Ramadhan.
Diskon dikabulkannya doa setiap orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Promo pahala kebaikan yang berlipat-lipat. Bahkan, secara khusus puasa Allah sendiri yang memberi ganjarannya.
Belum lagi promo diskon flash sale malam Lailatul Qadr. Ia merupakan malam yang lebih baik dari waktu 1000 bulan (83 tahun 4 bulan) tanpa ada Lailatul Qadr di dalamnya. Dan amalan ibadah di dalamnya juga lebih baik daripada amalan sunnah dalam rentang waktu 1000 bulan tersebut. tidak semua orang sampai usia sebanyak itu lhoo, masa tidak tertarik sih !! dan banyak lagi gebyar diskon yang Allah tawarkan.
Puncak diskon big sale-nya adalah dibebaskan dari Api neraka.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ،قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عُتَقَاءَ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ - يَعْنِي : فِي رَمَضَانَ -، وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً
Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala -di bulan Ramadhan- mempunyai orang-orang yang akan dibebaskan dari api neraka pada setiap siang dan malam hari. Pada bulan itu, setiap muslim memiliki do’a yang akan dikabulkan pada setiap siang dan malam hari.” (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib no: 1002)
Diskon manalagi yang lebih besar daripada dibebaskannya dari api neraka ? sungguh mengherankan banyak yang lebih memilih diskon belanja daripada diskon pahala yang Allah janjikan, padahal semua itu hanya sementara. Hanya orang yang benar-benar beriman dan berakal yang memilih gebyar diskon pahala-Nya.
Kawan, bila Ramadhan tak sanggup mengubah kita, maka tangisilah diri ini. karena barangkali. Pekatnya dosa telah menutupi mata hati kita dari terangnya hidayah.
Jangan sampai semakin jatuh di akhir. Hingga runtuh pahala, berbuah penyesalan yang tak berkesudahan. Ramadhan pergi, mari jejakkan kebaikan sepanjang tahun ini.
بِئْسَ القَوْم لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَ يَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا
“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Sesungguhnya orang shalih yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun.” (Bisyr bin al-Harits al-Hafi rahimahullah)
Garis finis semakin dekat. Seorang pemenang dia tidak akan menoleh ke belakang atau malah bersantai ria, sebaliknya ia akan mengerahkan tenaganya untuk sampai ke garis finis. Ramadhan terbaik ada di penghujungnya, maka jangan kasih kendor semangat hingga garis finis. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Bahwa nilai amal itu ditentukan oleh bagian penutupnya.” (HR. Ahmad 22835, Bukhari 6607 dan yang lainnya).
Wa Allahu A’lam Bisshawab