Biografi Imam Ibnul Jauzi, Penulis Kitab Akhbarul Hamqa (Bagian 2)
Perjalanan Ilmu dan Karya Ibnul Jauzi
Imam Ibnul Jauzi banyak menuntut ilmu dengan guru-gurunya. Diantaranya Imam Ad Dinuri Ibnul Hasin, al-Baari’ Ibnu Banaa’, Ibnu al-Mazrafa’, Ibnu al-khoirun, di Baghdad. Ada Madrasah Nidzamiyyah yang didirikan oleh Imam Al Ghazali yang kemudian menjadi gurunya Imam Ibnul Jauzi. Dan banyak ucapan dan pujian dari para ulama untuk Imam Ibnul Jauzi, tentang karyanya, tentang sumbangsihnya yang beliau lakukan untuk kemajuan kaum muslimin. Di mana salah satunya disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir, bahwa Imam Ibnul Jauzi merupakan seorang ulama yang banyak melahirkan karya-karya besar dalam berbagai macam ilmu. Dan banyak menulis kitab, atau karya ilmiyah atau mushannafat baik itu karya yang besar, atau karya-karya kecil yang semuanya berjumlah sekitar 300 karya.
Kemudian Imam Adz-Dzahabi juga menyatakan bahwa, aku tidak mengetahui ada seorang ulama yang menulis atau mengarang sebuah kitab yang karangannya lebih banyak dari beliau.
Maka, kemudian dikatakan oleh Imam Abdul Latif Al Baghdadi, bahwa Imam Ibnul Jauzi selalu memberikan sumbangsihnya di setiap ilmu. Ketika beliau membahas tafsir maka seakan-akan beliau adalah seorang mufassir yang hebat. Ketika beliau membahas hadis maka seakan-akan beliau adalah seorang huffadz, orang yang hafal ribuan hadits. Ketika beliau membahas tentang tarikh, tentang sejarah maka seakan-akan beliau seorang mutawassilin orang yang memiliki wawasan yang sangat luas, sangat jauh. Dan beliau memiliki kapasitas dalam ilmu fiqih.
Kemudian Imam Ad Dawudi, seorang ulama yang menulis kitab Thabaqatul Mufassirin, menyatakan bahwa, Imam Ibnul Jauzi dikenal sebagai al ‘allamah, sebagai hafidznya Iraq. Dan hafidz disini tentunya bukan seorang hafidz Qur’an, karena zaman dulu orang yang hafidz itu yang hafal sekian ribu hadits. Maka Imam Ibnu Hajar Al Asqalani juga disebut sebagai hafidz, tentu bukan bukan hafidz Qur’an seperti kita sekarang memakai kata hafidz. Tapi hafidz yang disematkan untuk orang-orang yang menghafal sekian ratus ribu hadits.
Kemudian, beliau menjadi seseorang yang kata-katanya itu penuh hikmah. Dan tentu masih banyak lagi pujian-pujian para ulama terhadap Imam Ibnul Jauzi, yang artinya memang beliau memiliki sebuah kapasitas yang diakui bukan secara lokal, secara dalam negeri, tetapi bahkan seluruh dunia Islam mengakui kehebatan atau sumbangsih yang beliau lakukan, yang beliau hasilkan untuk kemajuan Islam.
Kemudian salah satu dari karya-karya beliau, Imam Khairuddin Az Zarkily dalam kitabnya al A‘laam, menyebutkan bahwa beliau menghasilkan lebih dari 300 karya. Ada yang dicetak ada yang mahfudz, makhtub, dan salah satu yang terkenal adalah kitab Zaadul Masir. Zaadul Masir adalah kitab tafsir dari Imam Ibnul Jauzi, kemudian ada kitab Shifatush Shafwah, ada kitab Shaidul Khatir yang banyak kita kenal. Bahkan beliau juga menulis tentang tarikh yaitu salah satunya tentang Tarikh Umar bin Abdul Aziz. Ini banyak menjadi referensi dan panduan bagi orang-orang yang ingin mengenal tentang tarikh dari Umar bin Abdul Aziz. Kemudian Tarikh Imam Ahmad, karena beliau secara fiqh Madzhab Hanbali. Dimana beliau banyak menulis dan berpendapat apa yang difatwakan oleh gurunya, Imam Ahmad.
Kemudian salah satu kitabnya yaitu kitab Akhbarul Hamqa wal Mughaffalin yang sekarang kita bahas, tentang logikanya orang-orang bodoh. Dan ada kitab yang bernama Bustan al-Wa'izhin, dan ada kitab Al-Adzkiyaa'. Jadi banyak sekali kitab-kitab yang terkenal, yang masyhur. Tentu masih banyak sekali karya-karya yang beliau hasilkan, tapi yang terkenal di antara kita adalah kitab-kitab tersebut.