TAHAPAN MENJADI HAMBA ALLAH

Artikel Dosen    29 Feb 2024    2 menit baca
TAHAPAN MENJADI HAMBA ALLAH

Ditulis oleh Ustadz Muhammad Bagus Abdillah, M.Pd

 

Allah Subhanahu Wata’ala telah menciptakan alam semesta. Salah satu pelajaran dari penciptaan alam semesta adalah memiliki fase dan proses. dalam surat Qaf ayat 38 Allah berfirman

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِن لُّغُوبٍ

Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.

Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa proses penciptaan alam semesta terjadi dalam enam masa. Allah mengajarkan kepada setiap hambanya akan  pentingnya tahapan dalam setiap proses kehidupan. 

Allah mengajarkan kembali kepada setiap hamba Nya dalam proses penciptaan manusia. Al Quran telah berbicara dengan detail fase ini dalam surat Al Mukminun ayat 12-14

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن طِينٍ

ثُمَّ جَعَلْنَٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ

ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Dalam ayat ini didapati proses penciptaan manusia yang berasal dari saripati tanah. Dan Allah menjelaskan secara detail setiap fasenya. Kembali lagi Allah mengajarkan kepada setiap hambanya akan pentingnya menapaki setiap proses dalam mencapai sebuah tujuan. 

 

- Tujuan dari kehidupan -
 

Manusia setelah diciptakan akan memasuki  fase kehidupan. Dalam kehidupan  akan mengalami masa pertumbuhan. Pertumbuhan fisik, pertumbuhan akal dan dan pertumbuhan jiwa. Puncak dari ketiga aspek manusia adalah tercapainya derajat Insan Kamil sebagaimana para Rasul, Nabi dan Aulia. 

Allah telah mengajarkan kepada setiap hambanya proses tahapan untuk menjadi Insan Kamil. Yang mana semuanya terangkum dalam satu surat. Suratnya cukup pendek karena hanya empat ayat. Yaitu surat Al Ashr. Imam Syafii memberikan komentar mengenai surat ini.

لو فكر الناس كلهم في هذه السورة لكفتهم

Andaikan manusia memahami surat ini, maka akan mencukupinya.

 

Surat Al Ashr merupakan surat Makkiyah. Dan ini sesuai dengan fase pendidikan umat, yaitu fase perbaikan iman dan ilmu. 

وَٱلْعَصْرِ

Demi masa.

Surat ini diawali dengan sumpah Allah. Menunjukkan bahwa kabar yang akan disampaikan sangat penting.

 

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian

Allah bersumpah perihal orang-orang yang merugi dalam kehidupannya.

 

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

  1. ٱلَّذِينَ ءَامَنُو

Orang yang beriman adalah orang yang mengetahui kebenaran dan mempercayainya. Selalu memperbaharui dan memperbaiki iman kapanpun dan dimanapun.

  1. وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ 

Dengan landasan iman, mengamalkan  ilmu yang diketahuinya. 

  1. وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ 

Saling menasehati dalam kebenaran. Guru menasehati murid, orang tua mendidik anak. Banyak sekali contoh proses perbaikan dalam kebaikan. 

  1. وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ 

Bersabar di atas kebenaran dan mengistiqamahkan hati agar selalu taat.

Dua poin pertama adalah tahapan untuk perbaikan diri. Sedangkan dua poin kedua adalah tahapan untuk perbaikan sekitar. 

Insan Kamil (Hamba Allah) bukan hanya baik untuk dirinya sendiri tapi juga mampu memperbaiki sekitar. Dan perbaikan itu dengan ilmu dan amal. Diawali dengan perbaikan ilmu dengan Iman, dan dilanjutkan dengan perbaikan amal dengan ilmu. Sebagai puncak kesempurnaan manusia adalah dengan mengajarkan keduanya dan bersabar diatasnya. (Miftah Dar Sa’adah hal 150)

.

.

Wallahu alam

lanjut baca