NABI SUKA YANG MANIS

05 Mar 2024    3 menit baca
NABI SUKA YANG MANIS

Ditulis oleh Ustadz Hamam Zaky, Lc

 

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ummul mukminin sayyidah Aisyah radiyallahu anha pernah berkata.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‌يُحِبُّ ‌الحَلْوَاءَ ‌وَالعَسَلَ

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyukai halwa’ dan madu”. (Muttafaqun Alaih)

Dua hal yang disukai Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits ini yaitu halwa dan madu. 

Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan halwa adalah segala sesuatu yang memiliki rasa manis.

Apa yang terpikir dalam benak kita saat membaca hadits tersebut?

Nabi suka makanan yang manis termasuk madu. Sebagian dari kita pun juga demikian, ada yang suka manis dan ada yang tidak suka. Makan adalah perkara mubah jadi seharusnya tidak mengapa jika berbeda dalam hal ini.

Sangat sangat sederhana sekali jika apa yang keluar dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam hanya kita potret sebatas ini.

Memang benar, apa yang sayyidah Aisyah radhiyallahu anha sampaikan adalah perkara yang hukum asalnya adalah mubah (boleh). Karena mubah berarti bisa dilakukan, juga bisa ditinggalkan. Kecenderungan suka kepada rasa makanan juga adalah selera. Maka satu dengan yang lainnya bisa berbeda, tidak harus sama.

Namun, karena yang beliau ceritakan adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, sang utusan dan tauladan bagi umat akhir zaman, maka yakinlah bahwa perkara ini bukan sesuatu yang biasa dan sederhana. Pasti segala hal yang datang dari beliau termasuk perkataan, perbuatan, isyarat, kesukaan dan berbagai hal lainnya mengandung banyak manfaat dan hikmah yang bisa diambil dan dipelajari oleh umat ini.

Coba kita amati dan cermati sedikit saja dari apa yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam sukai ini.

Kita lihat dari segi kesehatan.

Makanan manis ternyata memiliki banyak sekali manfaat untuk tubuh. Menurut beberapa sumber menyebutkan bahwa kandungan karbohidrat dalam makanan manis adalah sumber energi untuk tubuh sehingga seseorang tidak akan cepat lelah dalam beraktivitas. Makanan manis juga dapat memperbaiki mood, meningkatkan kemampuan berpikir, dan berbagai manfaat lainnya untuk tubuh. 

Pernah mendengar bahwa para mujahidin Palestina mampu berdiam diri berhari-hari di posnya masing-masing? Apa yang mereka makan? Kurma. Salah satu makanan manis yang juga disukai Nabi.

Dalam hadits tersebut juga disebutkan Madu, padahal madu juga termasuk makanan manis. Maksudnya bagaimana?

Imam an-Nawawi dalam syarahnya memberikan penjelasan, “Adapun madu disebutkan setelah halwa adalah untuk menunjukkan perhatian akan kemuliaan dan keistimewaan madu.” 

Artinya Nabi itu suka makanan yang manis, lebih-lebih terhadap Madu. Menariknya, dari sekian makanan manis yang dimakan oleh Nabi, madu adalah makanan paling baik dan paling bergizi sehingga sangat bermanfaat jika dikonsumsi.

Selain itu kalimat sayyidah Aisyah ini juga merupakan peluang bagi umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk membuktikan cinta kepada Nabinya.

Bagaimana caranya?

Dengan menyukai apa yang Nabi sukai. Suka kepada makanan manis.

Suka terhadap apa yang disukai oleh orang yang disuka adalah Tanda Bukti Cinta.

Ingatkah dengan Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhu yang rela mencium hajar aswad karena cintanya kepada Nabi?

Ibnu Umar radiyallahu anhuma dengan segala cintanya kepada Nabi bahkan sampai dipotret muridnya sendiri, imam Nafi’ seperti orang gila. “Sekiranya engkau melihat bagaimana Ibnu Umar mengikuti hal-hal yang pernah dilakukan Nabi niscaya engkau akan melihatnya seperti orang gila”. Hal ini lantaran saking tekunnya beliau mengikuti segala yang pernah Nabi lakukan. Beliau shalat, berdiri di pohon, meletakkan kepala, bahkan buang air kecil di tempat dan di waktu Nabi pernah melakukannya. 

Begitu pula putri tercinta beliau shallallahu alaihi wa sallam, sayyidah Fathimah radhiyallahu anha ketika di depan ayahandanya tatkala ditanya, “Wahai putriku, bukankah engkau suka dengan apa yang aku suka?”. Beliau pun menjawab, “Tentu”. Nabi shallallahu alaihi wa sallam kemudian melanjutkan, “Maka cintai hal ini!”. Artinya jika engkau cinta kepadaku maka sukai dan cintai apa yang aku suka.

Maka sekedar kita suka dengan makanan manis karena sebab Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyukainya, akan dapat memunculkan dan menghadirkan berbagai manfaat dan kebaikan lainnya, khususnya dalam bab aqidah. Dan masih banyak sekali hikmah dan pelajaran lainnya melalui hadits pendek ini.

Yuk kita mulai menyenangi dan menyukai segala sesuatu karena Nabi kita! Allah al-Musta’an.

 

Wallahu Ta’ala A’lam.

lanjut baca