BUAH DARI KEIMANAN

Artikel Mahasiswa    09 May 2025    2 menit baca
BUAH DARI KEIMANAN

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ. تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik (iman) seperti pohon yang baik, akarnya menancap kuat (ke dalam tanah) dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap saat dengan izin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat” (QS Ibrahim: 24-25)

Keimanan yang benar memiliki banyak faedah atau buah berupa ketenteraman dan kehidupan yang baik di dunia serta akhirat. Di antaranya adalah:

1. Keimanan akan memberikan terapi bagi jiwa-jiwa yang tertipu dunia
“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian yang terbuat dari wool/sutera). Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah” (HR. Bukhari).
Ketika Nabi menyebut budaknya dinar maka seorang itu seperti budak yang ditaklukkan dinar, dinar seperti tuan yang mampu melakukan apa saja terhadap budaknya (manusia). Seseorang yang kegundahannya adalah dunia maka hidupnya tidak akan mendapat ketenangan, hidupnya dimaksimalkan untuk mencari harta.

2. Menggiatkan jiwa untuk beramal sholeh
Bahaya sekali ketika seseorang memiliki jiwa yang lelah akan amal sholeh, beribadah namun tidak mampu menghadirkan ruhnya, karena kepenatan akan ibadah.

3. Menghidupkan jiwa-jiwa yang berkorban memberi dan melayani
Keimanan akan mendorong jiwa untuk berkorban demi akhirat, dan melayani dengan keikhlasan.

4. Bersih jiwa dan selamat dari penyakit hati
Di dalam hati tersebut terdapat perasaan cinta dan iman kepada Allah, ikhlas dan bertawakkal hanya kepada-Nya. Semua itu merupakan unsur kehidupan hati. Namun, di dalam hati tersebut juga terdapat perasaan cinta kepada syahwat, lebih mementingkan syahwat dan berupaya untuk memperturutkannya, dan terdapat pula rasa hasad, sombong, ujub, dan ambisi untuk menjadi orang yang paling unggul, serta bertindak semena-mena di muka bumi dengan kekuasaan yang dimiliki.

Semua itu merupakan unsur yang akan membuat diri hancur dan binasa. Karena itu, surga tidak bisa dimasuki oleh orang-orang yang berhati kotor, dan tidak pula bisa dimasuki oleh orang yang di hatinya terdapat noda-noda dari kotoran tersebut. Barangsiapa yang berusaha untuk mensucikan hatinya di dunia, lalu menemui Allah (mati) dalam keadaan bersih dari najis-najis hati, maka dia akan memasuki surga tanpa penghalang.

5. Berhati-hati dalam melangkah
Pada hakikatnya setiap langkah yang kita lakukan akan diminta pertanggung jawabannya.

6. Mencegah kedzoliman

7. Menenteramkan hati
Setiap orang yang beriman kepada Allah Ta’ala wajib meyakini bahwa sumber ketenangan jiwa dan ketentraman hati yang hakiki adalah dengan berzikir kepada kepada Allah Ta’ala, membaca Al-Qur’an, berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya, serta taat kepada-Nya. Maka kita akan mengetahui dan mendapati bahwa kekuatan hanya milik Allah dan orang-orang beriman.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Mereka berkata: Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang
yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya. Padahal kekuatan itu
hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-
orang munafik itu tiada mengetahui. (QS. Munafiqun: 8).

Oleh: Diah Saraswati
Mahasiswi AGA4

lanjut baca