Ditulis oleh Ustadz Djalal Abu Fahd, Lc.
سئل الشيخ الشنقيطي رحمه الله: ماذا تنصحني لاستقبال مواسم الطاعات؟ فقال: خير ما يستقبل به مواسم الطاعات كثرة الاستغفار، لأن ذنوب العبد تحرمه التوفيق.
Syaikh asy-Syinqithi rahimahullah, ditanya seseorang: “Apa nasihat engkau kepadaku dalam menyambut musim ketaatan?" Beliau jawab: "Sambutan terbaik terhadap musim ketaatan adalah banyak beristighfar memohon ampunan, karena dosa seorang hamba akan menghalanginya mendapatkan taufik.”
Ramadhan memang telah berlalu tapi kenangan “kesalehan” itu masih terekam kuat dalam ingatan sebagian kaum muslimin. "Habis manis sepah dibuang" barangkali ungkapan yang pas untuk menggambarkan kondisi kaum muslimin negeri ini pasca Ramadhan berlalu, tak heran banyak dijumpai masjid-masjid mulai "kosong" dari jamaah, mereka mengira hanya Ramadhan musim ketaatan dan kesalehan, barangkali Masyarakat kita belum banyak yang menyadari bahwa Dzulhijjah termasuk bulan yang istimewa., bulan yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan istimewa berlipat pahala. Padahal banyak dalil yang menunjukkan bahwa di bulan Dzulhijjah semua amal saleh dilipat gandakan. Sebagaimana pahala yang dijanjikan ketika ramadhan. Dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
شَهْرَانِ لاَ يَنْقُصَانِ، شَهْرَا عِيدٍ: رَمَضَانُ، وَذُو الحَجَّةِ
“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadlan dan bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari 1912 dan Muslim 1089).
Lihat bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggandengkan bulan Dzulhijjah dengan Ramadhan; Sebagai motivasi kepada muslimin bahwa pahala amal di dua bulan ini tidak berkurang.
Waktu-waktu yang paling mulia ketika Dzulhijjah adalah 10 hari pertama. Mari maksimalkan hari-hari yang mulia ini untuk ketaatan dan kebaikan.
Baarakallahu feekum