“Yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu” (QS. Yasin : 80).
Dalam pembahasan materi tumbuhan di kuliah Quranic View hari ini, dosen kami menyampaikan hikmah ayat tersebut. “Kayu yang hijau” dalam ayat tersebut, ada yang menfasirkan bahwa yang dimaksud adalah sejenis kayu kering yang ada di Arab, yang jika digesekkan mudah memercikkan api. Tafsir yang lainnya menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah kayu bakar. Kemudian tafsir lainnya adalah “Kayu yang hijau” itu diartikan sebagai zat hijau atau klorofil pada tumbuhan yang menjadikan tumbuhan dapat berfotosintesis.
Fotosintesis adalah sebuah kata yang tersusun dari dua kata, yaitu foton dan sintesis, yang artinya membuat sesuatu dengan bantuan cahaya. Ada 2 hal yang dibutuhkan sebagai bahan proses fotosintesis yaitu air dan karbondioksida, kemudian cahaya matahari sebagai sumber energi reaksinya. Karbondioksida yang berasal dari udara masuk ke dalam tumbuhan melalui celah kecil di daun yang kita kenal dengan stomata. Ini adalah salah satu fungsi stomata. Air diserap oleh akar sampai ke daun dan seluruh tubuh tumbuhan melalui pembuluh angkut. Cahaya matahari atau foton diserap oleh pigmen fotosintesis yaitu klorofil atau zat hijau yang ada di daun. Berikut adalah gambar ilustrasi klorofil atau zat hijau pada tumbuhan.
Proses apa yang terjadi selama proses fotosintesis? Pertama, klorofil menyerap energi matahari yang berupa foton atau partikel cahaya. Kedua, energi matahari tersebut digunakan untuk hidrolisis air atau memecah air (H2O) menjadi hidrogen dan oksigen. Gambar berikut adalah gambaran reaksi terang pada proses fotosintesis.
Hidrogen dari hasil pemecahan air dan karbondioksida yang masuk melalui stomata tersebut digunakan untuk membentuk glukosa, kemudian oksigen yang merupakan hasil sampingan dari proses tersebut dikeluarkan atau dilepaskan ke udara sehingga menjadi oksigen yang dihirup oleh manusia dan makhluk lainnya dalam proses pernapasan.
Oksigen yang dihirup oleh manusia menjadi bahan bakar dalam proses pembakaran atau oksidasi sari makanan menjadi energi yang dibutuhkan oleh sel di dalam tubuh manusia. Tumbuhan melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen dan gula (glukosa) yang dapat digunakan sebagai energi seluler dan juga untuk membangun tubuh tumbuhan dengan menumpuknya menjadi amilum (pati; tepung; jenis karbohidrat yang memiliki rantai karbon yang paling banyak). Kemudian manusia memakan tumbuhan yang mengandung amilum yang selanjutnya akan dicerna dan dibakar (dioksidasi) di dalam sel menjadi energi seluler.
Energi tersebut menjadikan manusia dapat bergerak, berjalan, membaca, menulis, dan melakukan aktivitas yang lainnya. Selain itu, oksigen yang dilepas oleh tumbuhan ke udara menjadikan api dapat menyala jika ada 2 komponen lainnya yaitu panas dan benda yang dapat terbakar. Manfaat lainnya, tumbuhan yang mengandung amilum dengan bantuan mikroba dapat diubah menjadi bahan bakar nabati (BBN).
Pemanfaatan bahan bakar nabati yaitu dapat dicampurkan dengan BBM sehingga bisa digunakan untuk menggerakkan mesin mobil, penggilingan, dan mesin-mesin lainnya. Keberadaan atau pencampuran BBN ke dalam BBM membuat emisi mesin (kendaraan) lebih bersih dibanding jika hanya berbahan bakar BBM murni. Itu adalah beberapa manfaat tumbuhan ketika masih hidup, kemudian jika tumbuhan sudah mati dan kering, bisa dimanfaatkan juga sebagai kayu bakar untuk menyalakan api.
Reaksi yang diterangkan di atas hanya sebagian kecil dari reaksi fotosintesis yang Allah rancang dengan sangat detail, sebenarnya ada banyak tahapan yang belum disebutkan, namun dalam pembahasan kali ini, kita tidak akan fokus kesana. Allah Yang Maha Tahu segala yang baik untuk makhluk-Nya, menjadikan air menguap ke langit atas adanya sinar matahari dan angin. Uap air tersebut berkondensasi (mengumpul) menjadi awan, yang kemudian jika Allah berkehendak, Allah turunkan hujan di tempat yang Allah kehendaki. Itu adalah bentuk kasih sayang Allah, tidak hanya untuk manusia saja, tetapi juga untuk makhluk Allah yang lain termasuk tumbuhan.
Air hujan yang turun dari langit tersebut menumbuhkan biji sehingga muncul akar, batang, cabang batang, daun, bahkan bunga, dan buah. Kemudian Allah lebih sayang lagi dengan manusia. Untuk manusia, Allah rela daun yang sudah mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan sekian waktu itu dicabut dari batangnya. Untuk manusia, Allah rela buah itu dipetik dari pohonnya. Untuk manusia, Allah rela batang itu ditebang, bahkan Allah rela jika dari akar sampai daun tumbuhan itu dicabut dari tanah. Maka dari sini kita belajar, betapa Allah sangat menyayangi Manusia. Maka sebesar dan seangkuh apa manusia yang tidak pandai bersyukur, padahal Rabb yang menciptakannya begitu pemurah padanya?
Dari sini kita belajar bahwa betapa kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari peran tumbuhan. Tumbuhan sebagai bahan pangan, seperti sayuran dan buah-buahan yang kita makan. Tumbuhan sebagai bahan sandang, dan juga papan. Tumbuhan menjadi bahan pakaian yang kita pakai, kursi, meja, tiang rumah, pintu, jendela, lemari, dll. Maka semoga kita bisa menjadi seperti tumbuhan yang setiap bagiannya memberikan banyak manfaat, yang ketika hidup dan matinya juga memberi manfaat. Akarnya bermanfaat, batang, ranting, daun, bunga, dan buahnya, semua bermanfaat. Tidak hanya memberi manfaat, tetapi tumbuhan juga senantiasa bertasbih, memuji Allah.
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun” (QS. Al Isra : 44).