Sebuah nikmat atau karunia yang kita terima dalam hidup ini memiliki potensi untuk memberikan kebahagiaan yang mendalam dalam jiwa kita. Hal ini terjadi karena jiwa manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk mencari, meraih, dan mendapatkan berbagai hal yang diinginkannya.
Namun, perlu dipahami bahwa nikmat yang diterima oleh orang lain tidak lantas menjadikan kita secara otomatis merasakan kebahagiaan yang sama. Bahkan, tak jarang jiwa ini terjangkiti rasa iri dan dengki karenanya. Ketika melihat orang lain berbahagia, sering kali kita justru terjebak dalam perbandingan yang tidak sehat, seolah-olah orang lain selalu berbahagia, sedangkan diri ini senantiasa merana.
Bukankah kita pernah merasakan bahagia yang sama, ketika nikmat atau karunia kita terima? Bahkan, saat ini pun nikmat itu belumlah sirna. Maka ingatlah semua nikmat yang telah Allah ﷻ berikan, niscaya kita akan sadar bahwa tak ada lagi alasan untuk mendengki.
Dengki Mampu Mengantarkan pada Kekafiran
Allah ﷻ telah memberikan berbagai macam nikmat kepada Bani Israil, di antaranya adalah nikmat kenabian. Banyak sekali kita jumpai deretan nama nabi-nabi dari kalangan Bani Israil, mulai dari Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariya, Nabi Yahya, Nabi Isa, dan masih banyak lagi nabi-nabi lainnya.
Namun ketika Allah ﷻ memilih nabi terakhir bukan dari keturunan Israil, kekecewaan sebagian besar Bani Israil yang dipicu oleh rasa dengki telah mengantarkan mereka kepada kekafiran terhadap Allah dan Rasul-Nya. Simaklah firman Allah ﷻ:
يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِيٓ أُوفِ بِعَهۡدِكُمۡ وَإِيَّٰيَ فَٱرۡهَبُونِ
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).
[Al Baqarah:40]
يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَنِّي فَضَّلۡتُكُمۡ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.
[Al Baqarah:47]
Seolah Allah ingin menyampaikan bahwa dahulu Allah ﷻ telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada Bani Israil. Namun kini, ketika Allah ﷻ memberikan nikmat itu kepada selain Bani Israil, mengapa mereka mendengki? Maka dalam ayat-ayat tersebut, Allah ﷻ memerintahkan Bani Israil untuk kembali mengingat nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka dan nenek moyang mereka.
Mengobati Iri dan Dengki
Dia yang memberi nikmat kepada orang lain, Dia pula yang memberi nikmat kepada kita. Dia yang mampu mendatangkan kebahagiaan untuk orang lain, Dia pula yang mampu mendatangkan kebahagiaan untuk kita. Dia Tuhan yang sama, Dialah Allah ﷻ.
Mengapa mesti iri dan dengki atas bahagia yang dirasakan oleh orang lain, Tuhan kita Maha Kaya dan Maha Kuasa, maka memohonlah pada-Nya. Ingatlah kisah Nabi Zakariya, manakala ia mendapati istri Imran mendapat karunia seorang putri yang luar biasa. Bukan iri ataupun dengki yang dirasa, ia segera berdoa kepada Allah ﷻ, memohon karunia yang sama. Allah ﷻ berfirman:
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". [Al 'Imran:38]
Mengapa mesti iri dan dengki atas nikmat yang diterima oleh orang lain, bukankah kita juga telah banyak menerima nikmat dari Allah ﷻ. Kita saja yang jarang menyadari limpahan nikmat-nikmat itu, maka temukan, sadari, dan syukuri nikmat itu. Bukankah dengan syukur nikmat itu justru akan bertambah? Allah berfirman:
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
[Ibrahim:7]
Perbanyaklah mengingat nikmat yang telah Allah ﷻ berikan.
Pandai-pandailah menyadari kehadiran nikmat yang terselip dalam setiap hembusan nafas kehidupan.
Tidaklah kekafiran menghinggapi sebagian besar Bani Israil, melainkan lantaran kedengkian.