Wahai Jiwa yang sedang terampas haknya!
Wahai Jiwa yang sedang tersakiti tubuhnya!
Wahai Jiwa yang sedang tertuduh kehormatannya!
Wahai Saudaraku yang sedang terzhalimi namun terus berjuang, tanpa peduli serangan musuh yang membabi buta, serta cemoohan saudara yang menyesakkan dada. Aku tidak akan berkata kepada kalian “Bersabarlah!”, karena sungguh tak layak Aku berkata seperti itu kepada Kalian. Ibarat menggarami lautan, jika hal itu Aku lakukan. Namun ketahuilah! Aku senantiasa berdoa, agar Allah ﷻ senantiasa melimpahkan kesabaran atas Kalian. Aku juga senantiasa berdoa, agar Allah ﷻ memberikan kemuliaan serta kemenangan yang gemilang kepada Kalian.
Layakkah Kita Masuk Surga
Surga dengan berbagai macam kenikmatannya, kenikmatan yang tiada pernah terlihat oleh mata; terdengar oleh telinga; dan terbesit oleh hati. Siapa pun yang beriman akan keberadaannya, pastilah sangat ingin untuk masuk ke dalamnya.
Sesuatu yang amat sangat berharga tentulah tidak murah, serta tidaklah mudah untuk mendapatkannya. Maka sangat wajar ketika seseorang bertanya, “Layakkah Kita masuk Surga?”.
Pembaca yang budiman! Jika saat ini Anda bertanya demikian, maka pertanyaan yang sama pernah terlontar dari lisan orang-orang mulia yang membersamai Rasul kita, Muhammad ﷺ. Tepatnya dalam Perang Ahzab atau Perang Khandaq tahun 5 Hijriyah, kaum Muslimin menghadapi situasi yang sangat sulit. Mereka terkepung oleh belasan ribu pasukan musuh, jumlah yang bahkan lebih banyak dari keseluruhan penduduk Madinah kala itu. Mereka diliputi oleh kekhawatiran, pengkhianatan, dan kemunafikan. Tidak sedikit pula di antara kaum Muslimin yang merasakan sakit dan lapar.
Menghadapi kondisi yang sangat sulit serta suasana yang sangat mencekam, pada akhirnya para Sahabat Rasulullah ﷺ pun bertanya, “Kapankah datangnya pertolongan Allah?”. Maka Rasulullah ﷺ menjawab, “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat”[1]. Persis seperti apa yang disampaikan oleh Allah ﷻ dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ [ البقرة:214-214]
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Kapankah datangnya pertolongan Allah?" Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. [Al Baqarah:214]
Para pembaca yang Budiman, ujian seperti apa yang telah menimpa Anda, sakit dan luka seperti apa yang sudah Anda alami, sehingga hal itu menjadikan Anda yakin layak masuk Surga?
Pertolongan Allah Itu Dekat
Teruntuk saudara-saudaraku yang tubuhnya disakiti, hartanya dirampas, rumahnya dihancurkan, keluarganya dibunuh, dan kebebasannya direnggut. Dan teruntuk saudara-saudaraku yang tetap teguh berjuang melawan kezhaliman, meski Dunia bungkam serta menutup pendengaran dan penglihatan. Berbahagialah Kalian, karena pertolongan dan kemenangan itu dekat.
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu pernah berkata:
“Setiap yang akan datang itu dekat. Ketahuilah, sesungguhnya yang jauh itu tidak akan datang. Allah tidak akan menyegerakan sesuatu hanya karena ketergesa-gesaan seseorang, dan Allah tidak khawatir terhadap urusan Manusia.
(Yang berlaku adalah) apa yang Allah kehendaki, bukan apa yang dikehendaki Manusia. Allah berkehendak, Manusia juga berkehendak, akan tetapi yang berlaku adalah apa yang Allah kehendaki, meski Manusia tidak menyukainya.
Tiada yang mampu mendekatkan apa yang Allah jauhkan, dan tiada yang mampu menjauhkan apa yang Allah dekatkan. Tidak ada yang akan terjadi kecuali atas izin Allah.”[2]
Kalian yang masih hidup akan melihat kemenangan. Dan Kalian yang telah wafat, sungguh telah beroleh kemenangan.
Apakah Kematian Itu Adalah Kemenangan?
Hidup di Dunia ini adalah perjuangan. Ada kalanya kita melawan Hawa Nafsu dan godaan Dunia, ada kalanya kita melawan setan dari kalangan Jin ataupun Manusia. Mereka yang menuruti Hawa Nafsunya, tergoda oleh bujuk rayu Dunia, dan mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang kalah, meski ruh masih melekat pada tubuh.
Sedangkan mereka yang mampu menundukkan Hawa Nafsu, tidak tergoda oleh bujuk rayu Dunia, serta mampu menghindari langkah-langkah setan, sesungguhnya merekalah orang-orang yang menang, meski ruh telah tercabut dari tubuh.
Menang atau kalah tidak ditentukan oleh hidup atau matinya seseorang. Betapa banyak Manusia yang masih hidup, mereka merasakan kegelisahan, kesedihan, kepanikan, ketakutan, serta kekhawatiran yang tiada berkesudahan.
Sebaliknya, ada Manusia-manusia mulia yang menyambut kematiannya dengan senyuman dan kepuasan, karena ia akan segera mendapatkan apa yang selama ini ia dambakan. Ya, mereka telah terbebas dari godaan Hawa Nafsu dan Dunia, mereka terbebas dari bisikan setan Jin ataupun Manusia. Lalu mereka akan mendapatkan ridho dan rahmat dari Allah ﷻ. Bukankah ini adalah sebuah kemenangan?
وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ ١٦٩
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. [Al 'Imran:169]
Saudaraku! Lalu apa lagi yang menghalangi kita untuk terus berjuang? Kenapa kita harus selalu menghindari konfrontasi dengan musuh? Kenapa kita selalu memilih jalan damai? Kita bahkan selalu dihantui oleh bayang-bayang kekalahan dan kehancuran. Apa itu namanya, kalau bukan takut akan kematian?
[1] Beberapa Ahli Tafsir di antaranya Ibnu ‘Adil dalam al Lubab fii ‘Ulum al Kitab dan Ar Razi dalam Mafatih al Ghoib berpendapat, bahwa pertanyaan “Kapankah datangnya pertolongan Allah” adalah dari para sahabat, lalu jawaban “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat” adalah dari Rasulullah ﷺ
[2] Al Mu’jam al Kabir, At Thabrani: 9/99